Ketika liburan
perkuliahan, saya memutuskan untuk
berlibur di kampung halaman tepatnya di Madiun. Waktu saya pulang kampong tepat
pada tanggal 1 oktober, yaitu hari
peringatan kesaktian pancasila yang satu hari sebelumnya adalah peringatan
G30SPKI. Hal ini mengingatkan saya pada monumen kresek yang juga berada di
Madiun yang terkenal dengan kekejaman PKI karena telah membunuh orang-orang
penting di instansi kepemerintahan.
Mengingat
hal tersebut akhirnya saya memilih berkunjung langsung ke monumen Kresek
walaupun jaraknya agak jauh dari rumah saya kira-kira berjarak 30Km untuk
melihat kembali sejarah PKI di Madiun, dan untuk melengkapi lampirkan foto-foto
di monument kresek agar pembaca lebih mengetahui bagaimana gambaran Monumen PKI
di Kresek, Madiun. Inilah hasil kemarin saya ketika mengunjungi monumen kresek.
Gerbang memasuki monumen. Bangunan monumen kresek merupakan monumen yang
menggambarkan keganasan PKI di Madiun tahun 1948 menjadikan peristiwa
pembantaian dan pemberontakan, yang di bangun dari tahun 1987 selesai tahun
1991diatas tanah selusa 3,3 Ha, terletak 8 km kea rah timur kota Madiun,
tepatnya di desa Kresek Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun.
Sumur tempat pembuangan korban
keganasan PKI yang telah ditutup dan dibuat relief korban-korban diatasnya.
Prasasti besar dari batu yang
terdapat ukiran nama-nama prajurit TNI Polri, pamong praja, tokoh masyarakat
dan guru yang menjadi korban keganasan PKI yang tercatat sebanyak 17 korban.
Undak-undakan menuju monumen
berjumlah 17 dan 8 anak tangga memiliki filosofi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Bangunan patung anak-anak korban
PKI yang menuntut bela kepada pemerintah RI agar menumpas kegiatan PKI di kota
Madiun.
Bangunan patung Muso yang membawa
pedang yang ingin memenggal kepala seorang kyai yang dikenal dengan nama Husen.
Kyai Husen adalah seorang kyai yang arif dan bijjak, beliau sebagai anggota
DPRD Kabupaten Madiun tahun 1948.
Bangunan relief yang menggambarkan
proses pemberontakan yang dilakukan oleh PKI sekaligus penumpasannya,
penumpasan terhadap PKI dilakukan oleh devisi Siliwangi dipimpin oleh Kolonel
Sadikin dan devisi Jawa Timur dipimpin oleh Kolonel Sungkono. Gambar kanan
adalah relief peresmian monumen oleh H Soelarso sebagi Gubernur KDH TKI Jawa
Timur.
Sumber : DKP Kab. Madiun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar